No one has ever become poor by giving, Please Donate

Sunday 4 December 2016

Tagged under:

Kisah Para Lansia Terlantar

      Abah Anang adalah seorang bapak yang memiliki 5 anak namun sudah tidak memiliki istri lagi. Ia memilih untuk tinggal sendiri di daerah Graha Asri dekat jembatan karena tidak ingin merepotkan 5 anaknya. Tanpa kenal lelah, Abah masih bekerja sebagai pemulung sampah di sekitaran area Citywalk, Jababeka untuk memenuhi kebutuhannya. Sampah yang terkumpul, kemudian dijual ke tengkulak dan hanya mendapat Rp 17.000,00/hari.





     Mak Opong, ibu penjual kacang rebus di depan ruko pasar Modern, Deltamas, Lippo Cikarang. Tak kenal panas dan hujan, mak Opong selalu sabar duduk di pojok ruko menanti pembeli. Kalau kamu lihat nenek ini di daerah Deltamas, Kab. Bekasi, dibeli ya kacangnya.








     Pak Aji, kakek berusia 70 tahun ini terpaksa masih bekerja sebagai pemain musik di kesenian topeng Sunda dan peniup seruling di area Citywalk, Jababeka, demi melangsungkan hidup beliau dan istrinya. Ia memiliki seorang anak yang sudah menikah yang memilih tinggal di Bogor. Anaknya hanya pulang menemui beliau sekali saat bulan puasa. Keadaan ekonomi anaknya yang juga susah, membuat pak Aji masih berusaha memberikan uang untuk anak cucu nya meski penghasilan nya tidak menentu sebagai pemain musik dan peniup seruling. Kami salut dengan perjuangan dan pengorbanan Pak Aji. Diusianya yg tidak lagi muda, bahkan dengan pakaian sobek2, dia msh punya semangat yg tinggi.




1 comments:

  1. Ya kawan banyak lagi kisah orlansia yang terlantar dan tak terekspose namun say yang adalah satu diantara mereka yang terlantar dan menderita, berdo'a kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan penghiburan kepada kita semua... Amin,

    ReplyDelete